Friday, 7 May 2010

Pesona Tiga Pantai

Laut tenang hampir tanpa ombak. Langit mulai merona merah, angin berembus sepoi-sepoi. Sebuah sore yang nyaris sempurna di Pantai Liang, Ambon, akhir Maret lalu.

Dhina, gadis muda dari Jakarta, duduk di tepi Pantai Liang yang berpasir putih lembut. Matanya menatap laut tenang berwarna gradasi hijau, toska, dan biru. Dia biarkan rambutnya dipermainkan angin.

Tidak jauh dari Dhina, empat bocah kecil bergantian melompat dari dermaga kayu. Byuuurr.... Dhina kecipratan air dan tertawa senang. Dia pun segera tergugah mencicipi sejuknya air Pantai Liang, hilir mudik bersama dua temannya yang berasal dari Ambon dan Jakarta. Sesekali wajahnya dicelupkan ke dalam air untuk melihat gerombolan ikan kecil yang hilir mudik di antara batu karang.

”Gilaaa... aku enggak mau pulaaaaang,” teriak Dhina kegirangan.

Tidak hanya Dhina, siapa pun barangkali merasa senang berada di Pantai Liang. Sejauh mata memandang, yang tampak adalah keindahan. Pantai bersih membentang panjang. Langit sore berwarna biru cerah dengan semburat merah. Agak jauh di tengah laut, kapal bergerak pelan menuju Pulau Seram yang tampak hijau. Bak lukisan surealis yang diciptakan alam.

Semua tampak menyenangkan di Pantai Liang, kecuali saat pengunjung hendak berbilas. Pengelola kamar mandi umum hanya menyediakan dua jeriken kecil air di tiap kamar mandi. Satu jeriken air yang jika dituang tidak sampai setengah ember ukuran kecil itu dihargai Rp 1.000. Kalau mau berbilas sampai bersih, Anda harus memesan berjeriken-jeriken air.

Pantai Liang terletak di Desa Liang, Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah. Dari Kota Ambon, Pantai Liang berjarak sekitar 40 kilometer. Jarak itu bisa ditempuh dalam 30-an menit karena jalannya cukup mulus meski agak sempit. Sebelum sampai di Liang, kita disajikan pemandangan hijau di kiri kanan jalan.

Sebelum sampai di Liang, Anda bisa mampir sebentar di kawasan wisata Pantai Natsepa. Di situ, ada puluhan warung yang menjual rujak buah. Rasanya amat segar dan baunya harum.

”Kami menggunakan daging buah pala sehingga rasa rujak di sini mantap,” kata Lily Maatita, penjual rujak di Natsepa.

Pintu Kota

Pantai Liang satu dari beberapa pantai indah di Ambon. Di Desa Air Louw, Nusaniwe, Pulau Ambon, ada kawasan wisata pantai bernama Pintu Kota. Orang Ambon biasanya merekomendasikan tempat ini kepada para pelancong yang baru datang. ”Ini wajib dikunjungi,” kata Zein, penduduk Ambon.

Pintu Kota merupakan perpaduan antara pantai berpasir putih dan bukit-bukit karang. Sebuah bukit kecil yang menjorok ke laut memiliki lubang besar di tengahnya dan menyerupai pintu. Dari ”pintu” inilah, pelancong bisa melihat Kota Ambon di kejauhan dan kapal yang lalu lalang di Laut Banda. Singkat kata, lubang itu membingkai ”lukisan alam”.

”Itu sebabnya lubang itu disebut Pintu Kota atau Gerbang Kota,” kata Zein menjelaskan.

Sebelum mencapai di bibir pantai Pintu Kota, pengunjung harus menuruni tangga curam yang cukup membuat badan segera berkeringat. Jika masih punya tenaga, pengunjung bisa naik ke bukit dan memandang teluk dan tanjung kecil di sekitar Pulau Ambon yang ditumbuhi jajaran pohon kelapa.

Suasana begitu damai di sini. Suara-suara yang terdengar hanya angin laut yang membuat daun-daun bergesekan. Kadang terdengar gema suara teriakan orang di kejauhan.

Pintu Kota bisa ditempuh dari Kota Ambon dalam 20-an menit. Jalannya berada di antara tebing dan pantai. Ada kendaraan umum yang melayani rute Pintu Kota dari pusat Kota Ambon.

Tidak jauh dari Pintu Kota, ada Pantai Santai. Pantai yang masuk wilayah Latuhalat, Nusaniwe, itu biasa menjadi tempat para pelancong bertolak menuju lokasi penyelaman atau snorkeling di perairan Laut Banda. Tidak heran, di pantai itu hampir selalu ada satu-dua perahu mesin yang ditambatkan di dermaga.

Seperti Pantai Liang dan Pintu Kota, pasir di Pantai Santai juga berwarna putih bersih. Airnya jernih dan berwarna kehijauan. Beberapa keluarga yang terdiri dari orangtua dan anak-anaknya tampak asyik bermain pasir. Beberapa keluarga lainnya duduk di saung-saung tepi pantai sambil menikmati segarnya air kelapa. Seperti namanya, pantai ini benar-benar membuat orang yang ingin bersantai kerasan.

Tiga pantai, tiga pesona. Empat pantai, empat pesona, dan seterusnya. Pantas saja jika orang bilang Ambon tanah manise, jangan dilupae.

0 comments:

Post a Comment

 
Testingbro. Design by Wpthemedesigner. Converted To Blogger Template By Anshul Tested by Blogger Templates.